Polres Banjarnegara Gelar Simulasi Penanganan Unjuk Rasa

Banjarnegara – Polres Banjarnegara menggelar latihan berjatuk simulasi penangananan unjuk rasa di Komplek Stadion Soemitro Kolopaking Banjarnegara, Rabu (30/4/2025).

Simulasi dimulai saat ada sekelompok masa yang melakukan unjuk rasa kemudian Polisi menerjunkan, tim negosiator, peleton dalmas, regu satwa, pendorongan massa, tim kesehatan melakukan tindakan pertolongan korban unras, penyemprotan water cannon untuk pembubaran massa dan kegiatan lain sesuai SOP.

Materi latihan meliputi materi negosiator, praktek langsung bernegosiasi dengan pengunjuk rasa, praktek himbauan kepada peserta unjuk rasa melalui mobil penerangan. Lalu materi dalmas awal, formasi kompi bersaf, formasi tali dalmas di tangan, dorong maju.

Sementara dalmas lanjut, formasi kompi bersaf, formasi paruh lembing untuk melindungi tim pemadar kebakaran, formasi paruh lembing untuk melindungi tim kesehatan lapangan.

Materi tim pemadam kebakaran, simulasi penggunaan apar, simulasi kegiatan pemadaman api ban dibakar, materi tim penolong simulasi menolong korban pingsan. Lalu materi raimas teknis pembubaran masa oleh tim Raimas dan penembakan gas air mata.

Kapolres Banjarnegara AKBP Mariska Fendi Susanto, SH, SIK, MM mengatakan, pelatihan dilakukan dalam rangka kesiapan Polres Banjarnegara menghadapi perkembangan situasi kamtibmas, dimana dinamika Kamtibmas yang terus berkembang harus dibarengi dengan peningkatan kompetensi, ini merupakan bagian dari pembinaan kemampuan serta kesiapan personel, baik fisik, mental mapun taktik dalam pengendalian massa.

“Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas” katanya saat memberikan sambutan

Ia menjelaskan, kegiatan digelar dalam rangka meningkatkan keterampilan dalam pengendalian massa dan profesionalitas personel saat bertugas serta mengantisipasi kerawanan kamtibmas.

“Latihan ini diikuti oleh personel gabungan baik dari Satuan dan Bagian tingkat Polres maupun Polsek jajaran dengan jumlah 272 personel,” ucap dia.

Sementara dalam penanganan unjuk rasa, kedepannya, lanjut dia, akan lebih humanis, dimana Polri bukanlah sasaran pengunjuk rasa.

“Polri bertugas mengamankan, mediator dan Polisi merupakan kawan demokrasi para pengunjuk rasa,” tandasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *